Insomnia Mengapa Bagaimana

alamandang-fatih

Insomnia adalah nama penyakit yang menyerang manusia di mana sang pasien tidak dapat tidur. Tentu saja penyakit ini sangat menyengsarakan, mengingat tidur itu sebenarnya merupakan kenikmatan hidup, semua orang tentunya ingin selalu dapat memperoleh kenikmatan tidur, khususnya di malam hari. Apalagi, tidur itu sebenarnya adalah saat istirahat bagi tubuh; tubuh butuh tidur untuk mengistirahatkan seluruh otot dan syarafnya. Itulah sebabnya, orang yang bangun dari tidurnya merasakan kesegaran pada tubuh, dan merasakan kesejukan di dalam berfikirnya.

Maka bagaimanakah nasib mereka yang terserang insomnia? Yang jelas mereka tidak dapat memperoleh kenikmatan hidup yang satu ini. Dan, mereka tidak akan dapat merasakan kesegaran saat bangun dari tidur, karena tidur saja mereka tidak bisa. Dan kalau sudah begitu, bagaimana mereka dapat merasakan kesejukan fikiran?

Sudah banyak obat yang ditawarkan untuk mengatasi penyakit insomnia ini, yang tujuannya adalah supaya sang pasien dapat tidur. Namun toh terkadang obat juga tidak dapat mengatasi masalah mereka secara permanen.

Filosofi Tidur

Sebenarnya apakah tidur itu? Mengapa kita butuh tidur? Dan apakah benar bahwa manusia harus tidur supaya hidupnya bermutu?

Kalau tidur didefinisikan dengan tanda di mana mata terpejam dan hilangnya kesadaran, maka tidur sebenarnya adalah bonus, tidak lebih. Yang terpenting adalah tubuh berbaring dengan relaks di dalam jangka waktu yang cukup lama. Karena tidur adalah bonus, maka sebenarnya tidur bukanlah kebutuhan mutlak bagi tubuh, karena yang dibutuhkan adalah berbaringnya.

Ada beberapa individu di Dunia ini yang tidak pernah tidur seumur hidupnya. Namun toh individu-individu tersebut tetap dapat hidup dengan normal, bisa bekerja, bisa berfikir, dan lain lain. Hal itu disebabkan individu tersebut tidak pernah melewatkan kesempatan untuk berbaring dengan relaks di dalam jangka waktu yang cukup lama.

Yang harus diketahui adalah, bahwa karena tidur dianggap sebagai kebutuhan, akibatnya jadi banyak pasien insomnia yang semakin stress dan tertekan manakala mereka tidak dapat tidur, padahal mereka sudah siap untuk tidur, seperti sudah hinggap di atas kasur, sudah mengganti baju, sudah sikat gigi, dan lain lain. Dengan tidak dapat tidur, praktis pasien menjadi begitu tertekan dan kecewa. Singkatnya, fikiran menjadi bertambah mumet. Apalagi kalau mereka melihat ke sekitar, di mana orang-orang sudah jauh terlelap tidur berlayar ke alam mimpi yang indah, dan kelak akan bangun dengan tubuh yang segar dan fikiran yang sejuk.

Kemudian, penting untuk diketahui, bahwa adalah berbeda antara tidur, dengan berbaring relax.

Tidur.

Tidur adalah kondisi di mana mata terpejam secara permanen, dan kesadaran pun hilang. Nafas berlangsung dengan sangat stabil, denyut jantung pun juga stabil. Dan biasanya pada saat tidur, biji mata terlihat bergerak-gerak, itu tandanya orang tersebut sedang mengalami mimpi. Tidur ini dapat terjadi dengan posisi tubuh yang bermacam-macam, terkadang berbaring sempurna, di dalam keadaan duduk, baik duduk di kursi mau pun duduk di lantai, bahkan juga di dalam keadaan berdiri.

Berbaring.

Berbaring, adalah kondisi di mana kita membaringkan tubuh kita, dan dengan demikian merasakan relax; di mana tubuh merasa santai, tidak sedang di dalam membawa beban.

Yang harus diperhatikan adalah, bahwa sebenarnya kita dan tubuh kita hanya lah membutuhkan berbaring tersebut, bukan tidur. Penting sekali tubuh untuk berbaring, karena dengan berbaring maka tubuh memperoleh kesempatan untuk relaksasi, santai, mengendurkan otot dan syaraf, sehingga tubuh dapat meremajakan sel-sel dan tenaganya.

Ketika berbaring, maka usahakanlah untuk serelaks mungkin. Memang dengan berbaring, tubuh sudah relaks dengan sendirinya. Namun usahakan relaks itu semaksmimal mungkin. Kalau saku baju mau pun celana masih berisi benda-benda yang besar, seperti kunci mobil, hape, dompet, saputangan, kertas-kertas tebal yang terlipat, singkirkanlah. Dan juga, celana mau pun baju yang ketat, lepaskanlah supaya tubuh semakin relaks. Lepas juga sepatu dan kaus kakinya. Adalah lebih baik kalau sebelum berbaring itu, tangan dan kaki dibasuh terlebih dahulu karena itu akan mendatangkan perasaan segar dan ringan.

Kemudian, untuk memaksimalkan relaks-nya, patut juga diusahakan untuk men-setting pencahayaan sesuai dengan keinginan kita. Biar kan juga musik kegemaran kita mengambil peran untuk merelaksasi tubuh kita saat berbaring. Dan kalau sudah begitu, biarkan fikiran berenang-renang kemana saja, biarkan ngelantur tidak karu-karuan, namun usahakan fikirkanlah hal yang indah-indah; syukur-syukur dari penerawangan fikiran itu ditemukan ide-ide yang briliyan.

Biarkan tubuh di dalam keadaan seperti itu, berbaring, sampai berjam-jam, karena tubuh membutuhkan hal itu. Kalau mata tidak terpejam, itu sama sekali tidak masalah. Sekali lagi, kalau mata tidak terpejam juga, maka itu sama sekali tidak masalah, karena yang terpenting adalah bahwa tubuh berbaring dan relaks.

Karena tubuh harus berbaring selama berjam-jam di dalam rangka mengistirahatkan tubuh dan mempertahankan mutu kesehatan, maka bisa jadi orang tersebut merasakan kebosanan. Itu tidak masalah. Usahakanlah untuk berganti-ganti posisi, berguling kian kemari, karena hal itu juga akan meningkatkan kadar relaksasi, itu baik sekali. Kalau sekali-sekali ingin bangkit, tidak mengapa, semisal untuk mengambil minum, namun kembali lah lagi ke ranjang tempat berbaring.

Biarkanlah keadaan seperti itu tetap demikian hingga fajar menjelang, walau pun mata sama sekali tidak terpejam. Dengan tetap berbaring dan merelaksasi tubuh, maka tubuh sudah mendapatkan moment istirahat yang amat dibutuhkan tubuh untuk peremajaan sel dan energi.

Maka dari pemaparan ini, jelaslah sudah bahwa tidur bukanlah tujuan di dalam merelaksasi tubuh. Tidur sebenarnya adalah efek samping dari bagian terpenting, yaitu membaringkan tubuh supaya relaks dan santai. Artinya, kalau mata tidak terpejam sedetikpun, tidak mengapa, karena yang terpenting adalah, tubuh berbaring di dalam waktu yang telah diproporsionalkan.

Perasaan Segar Saat Bangun Tidur.

Kalau kita tidak dapat memejamkan mata, maka kita tidak tidur. Dan kalau tidak tidur, maka kita tidak dapat merasakan kesegaran tubuh saat bangun dari tidur. Bagaimana kita mendapatkan kesegaran tubuh kalau kita hanya berorientasi pada membaringkan tubuh serelaks mungkin (bukannya tidur)?

Sebenarnya tidak masalah. Pada dasarnya, perasaan segar saat bangun dari tidur, ternyata hanya lah persepsi, bukan suatu hal yang mutlak. Namun yang terpenting adalah, tubuh sudah kembali segar karena sudah direlaksasi dengan cara dibaringkan.

Dan yang harus dihindari adalah, karena kita menjadikan tidur sebagai orientasi, dan malangnya kita tidak tidur, maka fikiran kita jadi mumet, stress dan penuh tekanan. Itulah yang menyengsarakan para penderita insomnia, yaitu ekspektasi yang terlalu tinggi, dan itu pun keliru. Namun kalau kita ubah orientasinya, yaitu hanya membaringkan tubuh (karena itulah esensi dan yang terpenting) maka akibatnya kita kembali mendapatkan kesegaran tersebut, kendati kita tidak tidur sedetik pun.

Leave a comment