Ketika disebutkan kata Israel, orang pasti menghubungkannya dengan nama negara Zionist yang berada di tanah Palestina. Dan kalau disebutkan kata Ismael, orang akan menghubungkannya dengan keluarga Ibrahim atau Abraham, anak pertama dari Ibrahim. Baik Israel mau pun Ismael sama-sama berasal dari bahasa Arab dan juga bahasa Ibrani, mengingat kedua bahasa tersebut memang satu rumpun.
Jadi, apakah sebenarnya arti dari kata Israel dan Ismael secara perkata?
Israel.
Adalah seorang Nabi Tuhan yang bernama Yakub as. Nabi ini pada suatu masa tinggal di Negeri Mesir, jauh dari tanah bangsa Israel. Tuhan memerintahkan Yakub untuk pulang ke Negeri asalnya yaitu Israel, atau juga tanah Kanaan. Dengan kata lain, Yakub diminta untuk pulang kampung.
Ini artinya Yakub harus berjalan dari Mesir ke tanah Palestina yang jaraknya pasti ratusan kilometer, bukan jarak yang pendek. Dan Yakub harus pulang kampung ini sendirian, tidak dengan siapa-siapa. Yang unik adalah bahwa Yakub pulang kampung dengan berjalan kaki, bukan dengan naik kendaraan seperti unta atau pun kuda. Jadi singkatnya, Yakub akan pulang kampung berjalan kaki dari Mesir ke Palestina, sendirian, untuk memenuhi perintah Tuhan.
Mulailah Yakub ini berjalan menuju Palestina seorang diri setelah pamit dengan seluruh kerabatnya di Mesir. Semua faham bahwa baik Mesir mau pun Palestina merupakan Negeri yang berada di Timur Tengah, artinya ke mana pun mata memandang yang tampak hanyalah gurun padang pasir yang kering, dan matahari bersinar amat terik, tidak ada pepohonan, tidak ada hutan sekedar untuk meneduhkan mata. Benar-benar gurun pasir yang menyilaukan mata kalau dipandang pada siang hari yang terik.
Ketika Yakub mulai berjalan, terasalah panasnya sengatan matahari gurun Timur Tengah. Rasanya ia sebagai manusia tidak akan sanggup berjalan dengan melawan teriknya panas cahaya matahari. Untuk mengantisipasi hal tersebut Yakub memilih untuk berjalan di malam hari saja, sementara kalau siang Yakub akan segera mencari bebatuan atau karang gurun yang besar di mana Yakub bisa berlindung di bawah naungannya.
Jadilah demikian, kalau siang dan matahari bersinar terik, Yakub akan berdiam di bawah bayangan batu atau batukarang yang besar. Di bawah bayangan batu besar yang sejuk itu Yakub istirahat, atau beribadah, makan mau pun berdoa kepada Tuhannya.
Dan kalau sekiranya cahaya matahari mulai terasa teduh dan senja menyapa, Yakub merasa bahwa saatnya ia untuk meneruskan perjalanan kakinya menuju Palestina.
Alhasil kalau malam Yakub berjalan kaki melintasi padang pasir antara Mesir dan Palestina, ia akan terus berjalan di bawah naungan cahaya bintang gemintang dan rembulan yang sejuk dan teduh. Dan hal ini membuatnya terus semangat untuk pulang kampung karena teriknya panas matahari tentu tidak lagi akan menyiksanya.
Singkat kata, Yakub melakukan perjalanannya di malam hari, bukan di siang hari.
Di dalam bahasa Ibrani, dan juga Arab, berjalan di malam hari diistilahkan dengan isra’. Isra’ artinya menurut bahasa adalah berjalan di malam hari.
Di dalam Alquran terdapat surah Al-Isra’ yang mana surah itu menuturkan kisah Isra’ Mi’raj-nya Nabi Muhammad Saw. Allah Swt telah memperjalankan RasulNya ini di malam hari dari Mekah ke Palestina. Dari kata ‘memperjalankan di malam hari ini’ lah turun kata isra’.
Jadi Israel itu berasal dari kata isra’ yang artinya berjalan di malam hari, dan berjalan di malam hari itu dijalani oleh Yakub ribuan tahun sebelum Muhammad Saw.
Yakub kemudian menjadi nenek moyang bangsa Israel. Yakub akan memperanakkan Daud, dan Daud akan memperanakkan Salomo. Pada masa Salomo ini bangsa Israel mencapai jaman keemasan.
Kalau ada pertanyaan mengapa Yakub dikatakan Israel, maka jawabannya adalah karena Yakub ini telah ‘melakukan perjalanannya di malam hari’ dari tanah Mesir ke tanah Palestina.
Ismail.
Tersebutlah seorang Nabi bernama Ibrahim as, seorang Nabi yang hidup pada masa Raja Namrud memerintah. Ibrahim as mempunyai istri yang bernama Siti Sarah.
Sudah mencapai usia senja, Ibrahim dan Sarah tidak memperoleh anak, padahal baik Sarah mau pun Ibrahim tidak pernah berhenti berdoa kepada Allah Swt supaya Allah Swt mengaruniakan kepada mereka berdua seorang anak untuk menjadi mainan mata.
Suatu ketika Sarah menganjurkan suaminya untuk memperistri Hajar, budaknya. Ibrahim dan Sarah mempunyai harapan bahwa kelak Hajar dapat memberikan Ibrahim anak yang didambakannya selama ini.
Setelah sekian lama menunggu sampai pada usia renta, serasa terbit bulan purnama di ruang mata Ibrahim tatkala ia melihat bahwa istri keduanya, Hajar, mengandung anaknya. Siang malam tidak ada yang susul-menyusul di dalam hati Ibrahim selain kebahagiaan, kebahagiaan seorang pria yang tua renta yang tidak pernah penat berdoa kepada Allah Swt supaya beroleh anak. Dan kebahagiaan itu hanya berasal dari pemandangan yang ia peroleh dari kandungan Hajar yang kian membesar hari demi hari.
Setelah hari dan waktunya cukup, datanglah saatnya bagi Hajar untuk melahirkan anak. Dan ternyata anak yang dilahirkan itu adalah seorang bayi laki-laki.
Tatkala Ibrahim melihat kepada bayinya, bayi laki-laki yang sehat dan montok, spontan Ibrahim berkata “Allah telah mendegar doaku – Allah telah mendengar doaku!!”. Di dalam bahasa Arab atau Ibrani, kata-kata Ibrahim itu adalah ISMAIL – ISMAIL!!
Ismail berasal dari kata ISMA’. Dan isma’ berasal dari katadasar sa-ma-‘a. Artinya adalah mendengar. Jadi, isma’ artinya adalah “sudah mendengar”. Yang dimaksud dengan “sudah mendengar” adalah bahwa Allah Swt sudah mendengar doanya yang tidak pernah berhenti supaya mendapatkan anak.
Jadi kalau ada pertanyaan mengapa putra pertama Ibrahim diberi nama Ismail, jawabannya adalah karena anak itu merupakan wujud bahwa Allah Swt sudah mendengar doanya. ‘Sudah mendengar’, di dalam bahasa Arab adalah isma’, kemudian diberi akhiran ‘il’; jadilah Isma’il.